Friday, March 23, 2012

Separuh Nafasku, Terbang Bersama Kopiku..



Hari kemarin saya dan keluarga udah mengantar kepergian adik saya tercinta ke Bandara, dia baru nikah 5 hari yg lalu dan sekarang diboyong sama suaminya yang kerja di Kalimantan.  Bandara International Soekarno Hatta. Seperti di tempat2 menengah keatas lainnya, saya melihat ada banyak food corner atau stand minuman dari merek2 ternama seperti Starbucks, Coffee Bean dll. Kebanyakan yang nongkrong disitu nggak jauh2 dari Bule2 yang transit dulu untuk mengisi perut or menunda ngantuk dgn menyeruput secangkir kopi dari warung kopi yang terkenal di seantero jagat raya.. Apa lagi kalo bukan Starbucks?

Ngomong2 soal Starbucks ini, saya masih penasaran, kenapa untuk secangkir kopi di tempat ini harganya begitu mahal (menurut saya). Adakah sesuatu yg benar2 istimewa darinya? Untuk satu cup kopi disitu dipasang harga sekitar 50ribu++. Apa karena kualitas dan pengolahan kopinya yg sedemikian excellent? Apa karena merek Starbucks-nya yang bikin orang-orang yg nongkrong disitu otomatis jadi naik gengsi? 
Well, just forget it. Yg saya mau cuma segelas kopi untuk mengenyahkan rasa kantuk saya, kopi biasa dengan harga dibawah 5 ribu yg gak bakal dijual di area Bandara International.

Sepulang dari Bandara, di ruas jalan Tol kami menyempatkan mampir ke Rest Area 57. Buat shalat Ashar n cari sesuatu yg bisa melenyapkan kantuk. Kebetulan hari itu Rest Area dipadati ramai orang, selain karena lagi hari Libur Nasional Nyepi, juga lagi digelar acara Majelis Taklim bersama salah seorang ustadz yg lumayan terkenal dengan slogan “Are you ready???”. Yup! Dialah ustadz SOLMET yg tampangnya sering wara-wiri di televisi.

Begitu mobil diparkirkan, Aha!! Saya dah tengok satu stand kopi lokal dgn label TORA****. Ibaratnya gayung bersambut, tanpa mikir2 saya langsung menghampiri tu stand kopi. “Mas, kopi Cappucino satu ya..”  daripada ngidamin Kopi Starbucks yang harganya selangit, mendingan juga ini kopi lokal dengan harga eceran Rp. 1500 + biaya seduh yg ga nyampe Rp. 3000. What a perfect day!

Setelah si mas tukang kopinya nyeduh tu kopi, tibalah saatnya yg dinanti.. nyeruput kopi dengan segenap keriangan hati. Hehe.. Eits tunggu, bayar dulu.. “Berapa mas?” Saya tanya.

“Tiga puluh ribu delapan ratus, mbak..”

Ap.. appa?? 30 ribu?? Kopi TORA**** 30 ribu?? Kegirangan saya mendadak menguap. Kalo bisa sih saya mau balikin tu kopi n pura-pura kebelet ke kamar kecil. Tapinya rada tengsin juga. Terpaksa lah, dengan lemes saya rogoh isi dompet saya yg cuma nyisa 50 ribu utk melunasi keinginan saya untuk menyeruput kopi di hari itu. Kedengeran lebay emang, tapi bagi saya membayar harga setinggi itu untuk satu cup kopi biasa adalah sangat BERLEBIHAN. Agaknya ini adalah yang pertama dan terakhir kali saya membeli sesuatu tanpa mengetahui harganya dengan pasti terlebih dahulu.  Ya, ketahui dan sepakati sebelum kamu memutuskan untuk membeli barang apapun. No matter how rich you are. 

Tuesday, March 20, 2012

It's You.. It's only You



You are the only reason to keep walking
No matter how many times I've fallen
You are the only reason to keep giving
No matter how many times I've been hurt

You are the only reason to keep smiling
No matter how many times I've cried
You are the only reason to keep trying
No matter how many times I've failed

Yes, You are the only one
The only one whom I can rely upon
The only one who never leave me alone
The only one who gave me the assurance

Yes, I'm alive and will always be alive
It's because of You.. It's only You

Friday, March 16, 2012

My Dear Brothers,



My dear brothers, I'm sorry..
I forget your pains
I ignore your tears
I can't hear your cries

I'm just too busy,
Minding my own business
Pursuing my dreams
Entertaining myself

You know, I'm just too busy
Many things distract me from you
From your endless tears
From your endless fears

My dear brothers,
Can you still forgive me?

I promise myself to remember you
In my prayers, in my heart
I wake up from my prolonged dreams
And I'm here with you
In my hopes, in my wishes


Wednesday, March 14, 2012

Silent and Listen..


Your heart will tell you the truth,
Silent and listen to its sound,
Don't ignore, just take a moment
Let your heart speak, don't interupt it

Your heart will tell your honest wishes,
Pause for a moment, don't make any noise
Or you can't hear what it really conveys
You can only listen in silence

Your heart could tell you what is love,
The true part of your pure soul
The only side that elevates you up high
That brings you to the eternal life

Your heart will never let your hopes dashed 
Your heart will never let your dreams fade
Your heart will never let your flame dims 
Your heart will never let your wings broken

Silent and Listen.. 

It may be vague
By the time you ignore
It may be eventually mute
Over times you don't care

You could eventually lose your soul
By the time you lose its sounds at all


Saturday, March 10, 2012

Be Brave! Life Must Go on




Wajah nenek itu tampak begitu tua, lelah dan kakinya tak lagi mampu menyangga tubuhnya untuk berjalan dengan cekatan. Dengan tertatih-tatih ia masih saja menggerakan kakinya, menjajakan barang dagangannya yang tak seberapa. Dia menjual peyek kacang buatannya, yang dia buat sebelum mentari pagi menampakkan sinarnya. Matahari terik menyinari kota di waktu zuhur, panas dan debu jalanan membuat tenggorokan terasa semakin kering. Dia masih saja berjalan menawarkan dagangannya kepada setiap orang yang berpapasan dengannya atau sengaja menghampiri kedai-kedai di sepanjang jalan yang ia lewati. Aku membeli satu bungkus dagangannya, dia tampak begitu bahagia. Diam-diam hatiku bergumam, aku begitu mengagumi keberaniannya. Keberaniannya untuk tetap berjuang meskipun teramat payah. Apa yang ia lakukan adalah perjuangannya untuk menyambung hidup. Mungkin tak begitu lama lagi, karena ia sudah tampak sangat tua dan lemah.

Aku benar-benar menundukkan hatiku di hadapannya. Bagaimana tidak? Dalam dirinya aku melihat ksatria. Dia tak hendak menyerah pada kerentaannya dan menghiba belas kasihan orang dengan meminta. Dia lebih memilih untuk meneruskan hidup dengan menguras keringatnya. Kali ini aku merasa, bahwa apa yang banyak ku keluhkan atas hidupku belumlah seberapa. Rengekanku atas apa yang ku sebut ‘derita’ baginya mungkin hanyalah luka-luka kecil seperti gigitan nyamuk.

Kulayangkan imajiku pada berita terakhir yang kusaksikan di TV, ihwal “Masalah Premanisme yang Semakin Membudaya di Indonesia.”.  Konon, maraknya kasus premanisme yang berwujud perampokan, pembunuhan dan aksi kriminal lainnya, salah satunya didorong oleh faktor sempitnya lapangan kerja yang tersedia dan semakin banyaknya pengangguran yang menyebabkan mereka –para preman itu- memilih cara yang paling mungkin untuk melanjutkan hidupnya, menjadi preman dan merampas hak orang.

Bayangkan, para preman itu adalah orang-orang yang masih segar bugar dan harus sangar. Kalau tidak, kualifikasi untuk menjadi preman tidak terpenuhi. Pada level pekerjaan paling ‘rendah’, saya yakin para preman itu masih mampu untuk berjualan peyek kacang seperti sang nenek. Anda tahu apa yang hendak saya maksudkan. Anda pun mungkin pernah menemukan fenomena serupa. Pertanyaannya, apa yang menjadi parameter harga diri seseorang? Apa makna keberanian hidup?  Apakah kita cukup berani untuk hidup dengan harga diri?

Thursday, March 8, 2012

Terima Kasih, untuk Segalanya



Ya Allah,

Terima kasih, hari ini aku dapat melihat lagi mentari
Meskipun awan mendung masih menyelimuti bumi
Kubuka lagi mataku, melihat sejuta AyatMu
Kemanapun kuhadapkan wajahku

Terima kasih, Engkau masih mengizinkan aku
Untuk menyebut lagi AsmaMu
Padahal jika bukan karena CintaMu,
Lisan dan diri ini terlalu hina untuk menyebut NamaMu

Terima kasih, atas duka dan air mata
Yang mengajarkanku bahwa aku teramat lemah tanpaMu
Terima kasih, atas tawa dan bahagia
Yang memberikanku warna dalam lukisan masa

Terima kasih, atas jiwa-jiwa baik disekelilingku
Pada mereka aku melihat cinta, 
Yang Engkau tiupkan pada setiap jiwa sebelum kelahirannya
Dimana pada mereka aku melihat CintaMu

Ah, apa lagi yang hendak ku pinta?
Jika dengan Menyebut NamaMu pun bagiku melebihi segalanya
Dan doaku kepadaMu hanya ingin membisik,
"Terima kasih, Allah.. Terima kasih, untuk segalanya."

Tuesday, March 6, 2012

You are The Best Friend Ever..


Salah satu yang paling membahagiakan dalam hidup adalah mempunyai seorang sahabat yang baik. Seorang sahabat sejati. Sahabat adalah seseorang yang memecah sunyi, mengusir sepi, yang dengannya kita merasa hidup. Sahabat adalah seseorang dimana kita bisa berbagi banyak mimpi, mimpi untuk mengubah dunia sampai mimpi paling konyol sekalipun. Sahabat adalah seseorang yang mendengarkan dengan hati, memahami dalam sunyi, mengerti meskipun terkadang tanpa bahasa.


Dan kamu...

Aku tahu kamu adalah sahabat yang baik. Kamu selalu bersedia mendengarkan semua curhatku. Kamu mendengarkan tanpa menginterupsi, dan diam-diam kamu mencarikan apa yang belum aku temui. Kamu memang sahabat yang baik. Kamu tahu, tidak? Sahabat sepertimu tak akan bisa tergantikan oleh apapun, karena itu aku ingin selalu menjagamu. Tuhan memberkahiku dengan mengirimkan kamu kepadaku. Tiba-tiba saja, waktu mempertemukan kita dalam satu jalinan tanpa sengaja. Persahabatan yang tampak irasional, namun aku selalu merasa 'terhubung' dengan kamu. Kamu ada disana, beribu mil jarak memisahkan kita. Tapi kamu seperti berada disini, berada disampingku. Aku selalu ingin mendengarkan kabarmu.

Aku tidak tahu, apakah bagimu aku juga sama berarti. Bagiku, kamu begitu istimewa. Jika tidak, aku tidak akan mengungkapkan banyak hal tentang diriku kepadamu. Tak banyak telinga yang kupercayakan untuk menyimpan rahasiaku. Kamu seperti memiliki tangan malaikat, dalam banyak masa, ia terulur ketika kesulitan datang menghampiriku. Kata Syahrini, kamu tu sesuatu banget ya.. hehe..

Aku tahu, sesuatu yang buruk mungkin terjadi kepada kita. Di suatu titik waktu, aku dapat terpisah denganmu. Tapi tidak dengan hatiku. Kamu adalah sahabatku, saudaraku, sekarang dan seterusnya. Dan kita masih tetap terhubung, meskipun tanpa bahasa. Selama kita berjalan diatas bumi yang sama, dipayungi satu langit yang sama, dan jantung kita masih berdetak seirama. Selama itu juga dalam hatiku membisik doa untukmu.

Ya, sekarang dan selamanya, kita adalah sahabat. :)

Doa dalam Denyut Nadiku



Dalam genangan airmataku, Rabbi..
Tak ada yang begitu mengkhawatirkanku
Kecuali jarak ku yang semakin nyata dariMu

Bagaimanakah, aku kian jauh dariMu
Sementara Engkau tetap Disini bersamaku
Sedetik pun tiada, tiada Engkau beranjak menjauh
Hanya noda hatiku yang menghijabku daripadaMu

Bangunkan aku, Tuhanku..
Dalam terjaga mengingatiMu
Dalam ruang yang begitu sempit
Dalam pengetahuan yang begitu dangkal

Mampukan aku, Tuhanku..
Untuk memahami makna ruh-ku
Bahwa disini adalah surga bagiku
Bahwa setiap detik adalah Kasih sayangMu

Hingga pada akhir hembusan nafasku,
Harapku Engkau Merengkuhku
Dengan Rahmat dan AmpunanMu


Bandung, 07 March 2012